Catatan Mahasiswa

GORESAN PEMIKIRAN & UKIRAN PENGALAMAN SEORANG MAHASISWA

Kamis, 14 Maret 2013

TARJO SI ANAK SINGKONG #1





Unknown | 6:46:00 PM | Be the first to comment! | Tweet +1 Like


Gue nyobak buat nulis cerita, gue dapet inspirasi ketika lagi tidur-tiduran. Semoga kalian menikmati cerita fiktif ciptaan gue,,,.. CEKIDOT gan......

==============================================
TARJO SI ANAK SINGKONG
==============================================

PERSAHABATAN


Pagi ini Tarjo berangkat kuliah dengan motor kesayangannya yang ia beri nama "Barbie". "Bruuummm..... bruuummm.... brummm.....", tarjo memanaskan motornya. Tarjo adalah seorang anak yatim piatu, ibunya meninggal karena serangan jantung dan ayahnya meninggal karena stroke. Ia hanya tinggal dengan neneknya disebuah gubug kecil di tanah seluas 10 hektar milik almarhum kakeknya. 

"Tarjo, loe kuliah yang baik ya. Nenek doain loe cepet tamat, bukan tamat karena di DO tapi tamat karna loe udah nyelesein kuliah dan dapat S1", kata neneknya. 
"DO..? Pleaseee deh nekk.. Tarjo kan mahasiswa terbaik dan terlangka di kampus", kata tarjo kesal

"Emang loe pinter Jo?", balas neneknya.
 "Jelas enggak dong, emang gak keliatan apa dari wajah Tarjo yang lapuk dilahap Tugas Kampus mulu?".
 "Ya iya nenek tau loe pinter Jo", balas neneknya dengan perasaan senang.
 "Okeee nek, Tarjo ngampus dulu"

Pagi itu tarjo kekampus dengan hati senang, karena ia dapat moment penting pagi itu, iya moment penting, moment dimana Tarjo dapat bersandau gurau dengan neneknya yang wajahnya makin hari makin kriput tergerus oleh kerasnya dunia. Betapa tidak, neneknya adalah satu-satunya orang terpenting dalam kehidupan Tarjo.

 Sejak umur 4 tahun Tarjo telah kehilangan ibunya, dan ayahnya telah meninggalkannya diumur 5 tahun untuk mencari pekerjaan di kota, entah kerja apa. Sewaktu ayahnya kembali setelah 3 tahun meninggalkan rumah, kehidupan ekonomi keluarganya sempat membaik, sampai akhirnya ekonomi itu terpuruk lagi karena ayahnya adalah seorang bandar narkoba.Tak lama setelah di penjara, ayahnya mengalami stroke dan meninggal. Kini tinggalah Tarjo bersama neneknya saja.

Walau Tarjo memiliki masa lalu yang suram, namun ia berbesar hati menerima kenyataan yang tentu ia tidak bisa hindari. Semenjak ditinggal ayahnya, kehidupan perekonomian Tarjo dan neneknya jauh dari kata cukup. Neneknya hanya seorang pengupas bawang di warung nasi di desa tempat Tarjo bertempat tinggal.


Sejak kecil tarjo memang seorang yang giat dan gigih serta mandiri. Ia tidak mau menyusahkan neneknya, sejak kecil ia sudah giat mencari uang untuk biaya sekolah dan makannya sehari-hari. Mulai dari jualan gorengan, pencari keong sawah, mencari ikan di sungai untuk dijual dan lain-lain, yang ada dibenaknya hanyalah barang yang dijual tersebut halal dan dapat ditukarkan dengan rupiah.

Tarjo adalah salah satu mahasiswa berprestasi di kampusnya. Tarjo saat ini berada di semester 6, ia menempuh kuliah di salah satu Universitas Negeri dikotanya dan ia juga mendapat beasiswa BIDIKMISI sebesar 6 juta tiap 1 semester. Jadi ia tidak terlalu memberatkan nenek yang ia sayangi.

Setelah beberapa menit menelusuri jalanan menuju kampus tercinta, ia pun sampai lalu memarkirkan motornya di parkir kampus, seraya bercemin merapikan rambut kribonya yang tadi tersiksa karena helm yang kekecilan. Bahkan rambut kribunya lebih mengembang dari pada helmnya. Sungguh rambut kribo yang merepotkan.

"Joooooo......", terdengar suara triakan dari kejauhan. Rupanya itu Supri, sahabat si Tarjo.
"Loe kenapa kagak nongkrong tadi malem? Padahal kemaren asik lhooo..". 
"Kemaren grimis, takut masuk angin. Loe kan tau Pri,,.. Gue anti yang namanya sakit".
"Gak asik loe.. Gue kemaren sms loe Jo, tapi kok diangkat sama cewek sih?", tanya Supri.
"Ahh masak? Perasaan HP gue sepi dari kemaren, loe kan tau HP gue sepi gara-gara penyakit jomblo tahunan gue. Emang itu cewek bilang apa?".
"Jimat kribo loe gax manjur-manjur juga ya buat ngegebet 1 cewek? hahahha... Tuu gebet tante kost sebelah gue. hahahahaaa.. Ia sob.. itu cewek bilang: maaf, telpon yang anda tunju sedang goyang gayung. hahahahaha...". 
"Dasar loe Pri..."

"Yuuk ke kelas yuuk, gue mau nganggurin Sinta niihh", ajak Supri
"Giliran nganggurin Sinta aja  semangat loe", ledek Tarjo

Sampai di kelas, mereka hanya melihat beberapa orang. Waktu menunjukan pukul 7.51 pagi dan memang jam kuliah belum mulai. 

"Ayang Sintaaaa......", kata Supri dengan Pedenya sembari cengar cengir.
"Apa loe bilang? Ayang? Mau ngerasain jurus Tinju harimau pencakar pria?", jawab Sinta galak
"Udeee... Tiap pagi selalu berantem mulu. Loe juga Sin, tiap pagi selalu punya jurus baru, kemaren Tendangan buah sakar, 2 hari lalu Sundulan Lohan sekarang Tinju blablablabla,,.. Bosen gue."

Mereka bertiga memang bersahabat sejak mereka memasuki bangku kuliah. Ospek kampus mereka jalani berbarengan, susah susah bersama, seneng-seneng bersama. Ibaratnya sudah seperti Sahabat Bagai Kepongpong. Dari ketiga sahabat ini tidak satupun memliki pacar alias jomblo.

"Ehhh... Dosen dateng,,.. Cepet cari tempat bersarang masing-masing", kata Sinta
"Aku di hatimu aja deh Sin", celetuk Supri
"Gue cipok juga luuu...!!", balas Sinta
"Iiihhhh.... Mau dong"
"Sok unyuk banget loe Pri, cepet kita cari sarang dulu", kata Tarjo menengahi.

Hari ini mereka hanya mendapat 1 matakuliah, setelah kuliah selesai merekapun pergi menuju tempat tongkrongan mereka sehabis kuliah, yaitu meja bundar yang ada di belakang kantin kampus. Meja bundar ini mereka jadikan markas dan diberi nama Secret Dreams. Tempat ini memang agak terpencil, dimana hanya sebagian orang sajalah yang mengetahui. Letak yang agak jauh, serta kios kantin yang sudah usang dan tidak digunakan lagi menjadi faktor kenapa tempat ini tidak mendapat perhatian.

Walaupun terpencil, pemandangan di meja bundar ini sangat memukau, dikelilingi pohon jati yang tinggi dan kontur tanah yang berbukit serta suasana yang hening. Tempat ini memang terpencil namun kebersihannya sangat terjamin, daun jati yang berguguran selalu di bersihkan oleh pihak kebersihan kampus serta ada tempat sampah yang ada di sebelah kantin. Memang pihak kampus sangat menjaga kebersihan lingkungan kampusnya termasuk ketempat terpencil seperti ini.

"Jo, iri gue sama loe. Loe mandiri dari kecil dan loe pinter", Supri rebahan di tempat duduk seraya melihat daun kering yang ia mainkan sejak tadi.
"Iya Jo, gue selalu terkesan sama cerita loe, loe gak melebih-lebihkan kan?", tanya Sinta seolah tak percaya.
"Gue paling gak suka melebih-lebihkan cerita", jawab Tarjo
"Tuu,,,... Rambut loe kribonya udah berlebihan. Mau ngelak apa lagi loe? hehehehe", candaan Supri
"Pleasee dehh,,... Ini jimat ampuh gue,,... Gue mandiri karna gue terbiasa dengan kehidupan keras gue dari kecil, gue pinter tapi bukannya gue Ge'eR ni, gue pinter karena gue mau usaha dan belajar, gue mau lepas dari ikatan kemiskinan", kata Tarjo
"Kan mulai lagi deh ceramah ilmiahnya", celetuk Supri
"Tapi ini ciuuuss kok,,.. Tujuan gue cuma satu, gue mau ngeliat nenek gue senyum dan bahagia, gak seperti sekarang. Tiap dia pulang gue selalu ngliat luka-luka baru ditangannya dan keriput yang semakin hari semakin jelas", Tarjo menjawab dengan penuh perasaan.

"Gue bersyukur punya nenek yang tabah dan gue bangga. Kalian tau gak apa yang gue syukuri selain gue beryukur mempunyai nenek?"

"Apa Jo? Rambut kribo loe ya? hahahaha", Supri Kembali mengejek Tarjo
"Pleaseee deh,,,... Ini ciiiuuuss lhoooooo,,,...", "Gue bersyukur banget punya temen kayak loe-loe pada. Kalian salah satu harta berharga gue, Loe-loe pada udah gue anggep sahabat. Gue bersyukur punya teman yang perhatian kayak kalian dan gue harap kelak anak gue nanti memiliki sahabat seperti kalian", kata Tarjo dengan melihat ke atas memandangi langit dengan posisi duduk melingkari kakinya dengan tangan,

"Sooosuuiitt banget si lu Jo, air mata gue hampir netes. hehehehhe", respon Sinta

Supri hanya menepuk punggung Tarjo, tidak berkata apapun seolah menahan air mata yang mulai membasahi matanya.

"Kribooo... kriiboooo... emang dasar loeee", kata Supri tersenyum lebar seolah menyembunyikan air mata yang membasahi matanya.

Hari itu setelah Tarjo mengungkapkan rasa syukurnya mempunyai teman seperti Supri dan Sinta, merekapun membahas hal lain hingga mereka tertawa dan lupa waktu. Hingga akhirnya mereka beranjak dari markas dan menuju tunggangan mereka, menuju tempat peristirahatan yang mereka sebut Rumah.

==============================================

Oke segini dulu. hehehehehehe.
Apa makna yang loe bisa petik dari cerita gue?
Mohon saran dan kritik lewat Email atau komen.

KW


By Unknown
This is the Author Bio Box
Enter short description about yourself here
Get more from Unknown on and Twitter

Share and Spread Share On Facebook +1 This Post blogger tips Digg This Post Stumble This Post Tweet This Post Tweet This Post Tweet This Post Save Tis Post To Delicious Share On Reddit Bookmark On Technorati

You Might Also Like

0 komentar: