Catatan Mahasiswa

GORESAN PEMIKIRAN & UKIRAN PENGALAMAN SEORANG MAHASISWA

Sabtu, 23 Maret 2013

MALAM MINGGU KRISNA: "SUPARDI"





Unknown | 11:26:00 PM | Be the first to comment! | Tweet +1 Like


 SUPARDI


Supardi adalah anak pertama dari pasangan Tarno dan Sukiyem. Supardi dibesarkan di keluarga yang bahagia dan berkecukupan. Apapun yang ia inginkan pasti dipenuhi oleh ayahnya, dan inilah yang membuat Supardi tumbuh menjani anak yang manja. Supardi adalah anak berprestasi di sekolahnya. Ia selalu mendapat juara dikelas. Suatu saat, Supardi galau menentukan dimana ia akan melanjutkan study setelah ia tamat SMA. Lalu ia memutuskan melanjutkan sekolah di luar negeri.

Singkat cerita, Supardi melanjutkan kuliah di luar negeri dengan mengambil study dibidang Disain. Disana pulalah ia menemukan wanita dambaannya. Bule asal Belanda bernama Jubaedah. Singkat cerita Supardi telah mendapatkan gelar sarjananya dan pulang ke Indonesia dengan Pacarnya si Jubaedah.

Ayahnya adalah pengusaha kaya namun sayangnya ibunya meninggal saat Supardi meneruskan studynya di luar negeri. Ayahnya kini sakit-sakitan dan tidak dapat mengurus perusahaan yang ia jalani. Ayahnya meminta Supardi untuk melanjutkan memimpin perusahaan tersebut. Tak lama berselang ayahnya meninggal karena sakit. Kini Supardilah yang melanjutkan perusahaan ayahnya.

Selama beberapa bulan ia mampu memimpin perusahaannya seperti ayahnya, Tegas dan Berani dalam mengambil kebijakan. Tak mau berpikir panjang dalam urusan asmara, ia pun bertekad untuk mengawini pacar bulanya, Jubaedah.  Ia ingin pernikahannya ini meriah dan mewah. Setelah lama memikirkan konsep pernikahan yang akan dibuat, akhirnya ia menemukan satu konsep yang menurutnya mewah dan meriah. 

Singkat cerita, kini Supardi telah menikah dengan pacar bulenya yaitu Jubaedah.  Setalah beberapa tahun menjalani hidup baru, kini Supardi mempunyai anak yang cantik dan tampan. Ia termasuk keluarga yang bertanggung jawab namun tetap mementingkan kerjaannya. Selama beberapa tahun belakangan, perusahaan yang ia pimpin mengalami kemunduran. Ini disebabkan karena krisis yang melanda negara Indonesia.

Suatu saat, perusahaan yang ia mimpin telah diputuskan pailit oleh pengadilan. Ya benar, perusahaan ayahnya ini telah memiliki banyak hutang. Aset perusahaannya ternyata cukup untuk melunasi hutang para kreditur dan untunya harta pribadinya tersebut tidak terkena imbas dari pailitnya perusahaannya.


Untuk menafkahi anaknya Supardi mencoba mencari pekerjaan, bukan pekerjaan manager atau direktur yang ia dapat, tapi hanya pekerjaan sebagai karyawan biasa. Ia tak sudi bekerja sebagai karyawan. Ia pun mencoba peruntungan dalam usaha bisnis jual beli saham. Ia ingin menjadi seorang broker (pialang saham/ maklar saham) namun ia tak berhasil. 

Seriring dengan berjalannya waktu tabungan yang ia miliki semakin menipis, ia pun panik ketika istrinya mengancam untuk menceraikan dirinya. Untuk mempertebal dompetnya, Supardi menjual warisan dari ayahnya berupa tanah. Ketika dompetnya mulai tebal, ia merasa gembira dan istrinya pun kembali tersenyum dan keluarganya pun akur kembali.

Namun beberapa Tahun kemudian ia kembali mengalami krisis keuangan dan akhirnya ia kembali mejual warisan dari ayahnya dan warisan ini yang terakhir. Untuk beberapa tahun ia merasa hasil dari penjualan warisan ayahnya akan mencukupi penghidupan keluarganya.

Beberapa tahun kemudian, Supardi mengalami kepanikan yang luar biasa, dompetnya pun menipis dan tak ada lagi yang harus ia jual kecuali rumahnya sendiri. Ia tak mau menjual rumah satu-satunya. Ia tak berpikir lagi untuk mencari kerja karena kemalasan selama beberapa Tahun terakhir. Desakan dari Istri yang kian menuntut penghidupan yang layah membuat Supardi terpaksa menjual rumahnya. 

Setelah ia menjual rumahnya, ia tinggal di sebuah apartemen yang ia bayar tiap bulannya. Istrinya diam-diam menyisihkan uang hasil penjualan rumahnya untuk membeli tiket kembali ke negaranya. Beberapa tahun kemudian, istrinya pamit untuk pergi ke belanda dengan alasan menengok keluarganya. Tak disangka setelah beberapa minggu istrinya tak kunjung pulang. Kini tinggalah ia bersama anak-anaknya saja.

Kini ia tak punya apa-apa, harta satu-satunya hanyalah anak-anaknya. Apakah ia akan menjual anaknya? Tentu tidak.

Setelah beberapa bulan terakhir Supardi tinggal di apartemen, kini ia memutuskan untuk tinggal di jalanan karena tidak mempunyai uang lagi. 

Tak beberapa lama Supardi terserang penyakit stroke. Ia tidak dapat melakukan pekerjaan apapun kecuali berbaring di tempat tidur. Supardi merenungi masalalunya. Warisan Ayahnya telah ia habiskan. Berkali-kali ia berucap maaf kepada ayahnya karena telah menjual harta ayahnya. Tiap hari dan tiah malam yang selalu ia renungkan adalah permintaan maaf kepada ayahnya.

Supardi terbaring tak berdaya, dari kejauhan ia melihat anak-anaknya berpanas-panasan di bawah trik matahari mencoba mengais rejeki dari kerasnya jalanan. Peluh yang menetes pun tak luput dari pengelihatan Supardi. 

Supardi tersadar, permohonan maaf yang utama bukanlah kepada ayahnya yang warisannya telah ia habiskan. Tapi permintaan maaf yang sesungguhnya ternyata ada di depan matanya. Ia didepan matanya, permintaan maaf kepada anaknya karena tak ada lagi yang bisa anaknya banggakan dari kakeknya. Semua kebanggaan kakeknya telah dihabiskannya demi terhindar dari kesusahan dan tidak memikirkan generasi selanjutnya.

====================================================

Banyak pelajaran yang kita petik dari cerita diatas. Pelajaran apa yang kalian bisa petik?

Saya ingin menyampaikan bahwasannya apabila kita mendapat sesuatu janganlah kita mengabiskannya dalam sekejap, ingatlah masih hari esok dan esoknya lagi serta esoknya lagi.

Jadi berpikirlah kedepan jangan berpikir mentok dari apa yang ada di depan mata saja.

cerita ini terinspirasi dari cerita manusia yang sangat mudahnya merusak alam dan kerusakan alam tersebut diwariskan kepada generasi berikutnya.

KW


By Unknown
This is the Author Bio Box
Enter short description about yourself here
Get more from Unknown on and Twitter

Share and Spread Share On Facebook +1 This Post blogger tips Digg This Post Stumble This Post Tweet This Post Tweet This Post Tweet This Post Save Tis Post To Delicious Share On Reddit Bookmark On Technorati

You Might Also Like

0 komentar: