Catatan Mahasiswa

GORESAN PEMIKIRAN & UKIRAN PENGALAMAN SEORANG MAHASISWA

Sabtu, 14 September 2013

INI KISAH TENTANG JARI KELINGKING DAN IBU JARI





Unknown | 5:04:00 PM | 1 Comment so far | Tweet +1 Like


Ilustrasi (sumber: google)

Sore itu aku berpamitan dengan beberapa teman dan tibalah saatnya aku berpamitan dengannya. Matanya serius menatap retinaku. Tak setetes air matapun ia alirkan dalam perpisahan itu. Aku memintanya untuk berdiri sejenak karena ada sesuatu yang ingin kukatakan.
Teringat waktu ia mengungkapkan betapa inginnya ia mengajariku lebih lama. Ia mengajariku banyak hal.
Tanpa kuduga ia mengulurkan tangan kanannya di hadapanku; jari-jarinya terlipat, menyisakan kelingking dan jempol yang terbuka sambil memintaku berjanji. Aku berkata dalam hati bahwa aku tidak bisa.
Pertama, aku tidak boleh menyentuhnya. Kedua, aku memang sedang dalam situasi tak bisa berjanji dengan apa yang diharapkannya. Tapi ia terus memaksa. akhirnya kukemukakan alasanku yang pertama dan ia meminta maaf. Ia terdiam sebentar, kemudian kembali mengulurkan kelingking dan jempolnya kepadaku. 
Kali ini dengan mengucapkan janji dalam hati, begitu ia memintaku tetap berjanji. Aku tersenyum sambil menghela nafas. Tak tega hati, akhirnya aku memutuskan untuk berjanji dalam hati. Lebih tepatnya, berniat untuk memenuhi harapannya. 
Kuacungkan kelingking dan jempol kananku, kubengkokkan kelingking dan membuat gerakan mengait di udara, kemudian jempolku bertemu dengan jempolnya. Ia pun tersenyum, matanya yang sipit tertarik di kedua ujungnya.

Sore tadi pertemuan terakhir kami. Setidaknya begitu menurut jadwal yang ada saat ini. Ia seolah-olah mengatakan masih tidak percaya bahwa ini jadwal terakhir. Seolah-olah ia lebih ingin meyakini bahwa kami akan bertemu lagi. Aku menanggapinya dengan tertawa kecil. Sampai akhir pertemuan, kami sama-sama tidak menunjukkan gelagat khusus. Seolah dalam diam saling bersepakat bahwa hari ini kami tidak memerlukan ucapan selamat tinggal. Bahkan ia terkesan tak ingin kupamiti. 
Maka akhirnya tanpa pamit seperti biasanya aku melangkahkan kaki keluar dan setelah beberapa hari langit hanya mendung, akhirnya sore tadi hujan pun turun.
KW


By Unknown
This is the Author Bio Box
Enter short description about yourself here
Get more from Unknown on and Twitter

Share and Spread Share On Facebook +1 This Post blogger tips Digg This Post Stumble This Post Tweet This Post Tweet This Post Tweet This Post Save Tis Post To Delicious Share On Reddit Bookmark On Technorati

You Might Also Like

1 komentar: