MELAWAN ARUS

haloooo halooo haloooo

Mari kita nostalgila lagi ke jaman-jaman SMA.. hehehehehe... Kenapa gue ngajak kalian ke masa-masa SMA karena gue kangen sama jaman-jaman jadi ababil, kangen masa-masa pacaran tanpa gangguan tugas, kangen masa-masa tanpa ditimbun dan dibayang-bayangi oleh tugas dan masa-masa ngerjain guru-guru. hehehehehe...

Tapi sewaktu SMA gue gak pernah tawuran, gak ada gunanya tawuran sob cuma bikin elu-elu jadi anak yang bringas. Memang sih pada saat itu emosi kita lagi labil-labilnya. Tapi setidaknya bagi elu pembaca yang masih SMA dan akan menginjak bangku SMA, hindari yang nanya tawuran.

Masa-masa kita puber pasti pada saat kita menginjak bangku SMA, dimana kita akan saling berlomba-lomba menunjukan siapa diri kita. Istilah gampangnya sih kita lagi caper-capernya. Baik caper kepada lawan jenis, sesama jenis bahkan kepada guru-guru kita. Biasanya kita caper itu ada dengan beberapa jalan, biasanya caper dengan menunjukan prestasi kita seperti kepintaran, kemahiran ataupun kelebihan kita dalam suatu bidang. Kalo yang gak punya skill atau istilah gampangnya prestasi atau IQnya jongkok, biasannya capernya dengan jalan menumbulkan masalah-masalah.

Untungnya sewaktu SMA gue gak terlalu bandel-bandel amat dengan IQ superior seperti ini.. hehehehe...

Sewaktu SMA gue di percaya ikut dalam OSIS, 2 periode berturut-turut bahkan periode kedua gue jadi Ketua II OSIS. Pengalaman di OSIS lumayan seru, disini gue terbuka dengan keorganisasian. Gimana caranya bekerja bersama TIM gimana caranya menjadi petinggi (cieee petinggi), dan gimana caranya menghadapi keegoan sendiri. Sifat ego ini memang musuh yang harus disingkirkan sewaktu menduduki jabatan penting.

Beberapa kali gue pernah berbeda persepsi dengan ketua umum osis baik dalam teknis rapat maupun pekerjaan. Bahkan gue pernah bersebrangan pendapat dengan pembina OSIS tentang kegiatan-kegiatan ulang Tahun sekolah dan parahnya yang jadi ketua panitia ulang tahun sekolah itu gue.

Beberapa kali gue sempet kecewa pendapat gue di bantah dan gak disetujui. Mungkin ini puncak emosi gue sewaktu di OSIS. Pendapat di tolak mentah-mentah, padahal ini tujuannya untuk kepentingan bersama. Satu-satunya pendapat yang diterima oleh pihak sekolah dan perangkat OSIS sewaktu gue ngusul tentang merubah jadwal seragam sekolah. Memang pendapat gue kontroversi sewaktu itu. Pendapat gue waktu itu adalah memindahkan pemakaian seragam Pramuka yang biasanya di kenakan hari jumat-sabtu menjadi rabu-kamis. Jadi senin-selasa untuk pakaian putih abu, rabu-kamis untuk pakaian pramuka dan jumat-sabtu untuk pakaian batik.

Adapun alasan gue karna ektra pramuka yang notabennya dilaksanakan hari jumat agar bisa memakai seragam pramuka. Karena sebelumnya kegiatan kepramukaan tidak memakai seragam pramuka melaikan seragam olahraga dengan bawahan abu-abu. Rasanya tidak etis kita melaksakan kegiatan pramuka tanpa pakaian pramuka.

Sempat beberapa guru menolak karena kebiasaan sejak dari dulu diubah karena hal kecil. Dan perlu diketahui Ekstra Pramuka di SMA gue adalah ekstra besar dan semua kelas 1 harus mengikuti ekstra ini. Kenapa gue peduli dengan ekstra pramuka? Karena jiwa gue pramuka dan gue sebagai Ketuanya.

Ada juga guru yang menentang keras dengan alasan kebiasaan tidak boleh di rubah dan harus tetap di laksanakan. Kita pun mencari solusi dengan memindahkan ektra pramuka ini namun pihak sekolah tidak memukan jalan juga. Hingga akhirnya wakil kepala sekolah bidang sarana prasana menyampaikan kata setuju dan kebetulan juga kepala sekolah waktu itu menyetujui.

Akhirnya kebiasaan dari dulu pun dirubah. Awalnya memang terasa aneh, disaat kita memakai seragam pramuka, siswa sekolah lain memakai seragam batik ataupun putih abu.

Memang menduduki jabatan yang penting dalam suatu organisasi perlu kesabaran dan toleransi. Berani berpendapat karena kita ingin suatu perubahan menuju arah yang lebih baik. Intinya sih kita harus berani melawan arus asalkan kita ditunjang dengan kebenaran yang hakiki

okeeee sekian gan...... semoga bermanfaat dan mata kalian terbukaaa

By Unknown