Akan ada masanya, ketika semua harapan berkumpul dan bergumul dalam
ketiadaan lalu melebur kembali bersama semangat yang beranak pinak. Tak
terelakkan lagi saat itu. Ketika nurani berbisik gemuruh, ketika langkah
kaki tegap selalu, dan jiwa yang cerah meranggas hari dalam suasana
baru. Akan ada masanya memang, ketika semua semangat kembali, bergumul
dengan realitas yang baru dan meninggalkan yang semu.
Tapi yang paling menyengsarakan adalah ketika tak ada lagi pencerah
jiwa dalam bilangan detik. Tak ada lagi roh menginspirasi untuk sekedar
mengisi kekosongan.
Sepi.....
Seperti gerbong-gerbong kereta kosong yang gelap dan pengap.
Sesak,......
Ingin segera berlari........
Rasanya ada tangisan dalam diam, laksana menyimpan kepedihan tak bersuara.
Di saat itulah kita menyadari, betapa hidup yang mulia adalah tentang
mengisi jiwa dengan bening embun pagi juga mata air terbersih yang ada
di ujung bumi.
Kita mungkin tak bisa memungkiri, terkadang manusia jatuh dan
tenggalam dalam kubangan nista, lalu kembali bangkit dengan semangat tak
terperi. Namun selain tak bisa memungkiri, lebih sering terjadi karena
jiwa terus mengalpai diri. Memakaikan seribu satu alasan untuk tak
bergerak, membisikkan satu persatu kepahitan yang terasa nikmat, juga
menyiksa batin yang haus akan Iman dan Ihsan.
Kita sering meng-alpa-i
diri, lalu lupa untuk menginsyafi. Waktu terus berjalan, namun kealpaan bisa berhenti bisa juga terus
menderu. Semua ada ditangan kita. Memilihnya untuk kembali, atau
memintanya tetap berdiam diri di sini.
KW

Enter short description about yourself here
Get more from Unknown on Google+ and Twitter
nice artikle,,thanks informasi
BalasHapusMakasih banyak buat infonya, sangat membantu sekali saya buat saya untuk mendapatkan inspirasi baru...
BalasHapus